Senin, 04 Juni 2012

my best friend


Kenapa?

 Mengapa angkasa raya itu membiru?
 mengapa ujung kuku selalu tumbuh?
 mengapa Tuhan menciptakan rasa
 rindu? Suatu hari kita akan tahu.

 Kenapa kita bisa saling jatuh cinta?
 kenapa ego kita tak mau saling
 mengalah? kenapa selalu ada duka
 berselimut dalam bahagia? lalu
 mengapa sekarang kita berpisah?

 Selama kau belum percaya, selama itu
 pula kau akan terus bertanya.

my best friend


Kudengar malam telah mengabarkan senyum
dari seorang kekasih
pada setangkai hati
pada kota dimana aku menulis puisi ini
dan aku masih menunggu,, 
gerimis begitu hebat menghalang cerita
belum sempatterkabar,,
senyum kiniberganti duka
lalu menangislah setangkai hati
menangis pula puisi
karena dikecewa lagi
dan kulipat lembar putih ini

‘sayang maafkan aku”
Benar saja kata itu yang telah datang
Menjadi pesan terakhir untuk cinta yang pernah
Indah dalam sanjungan..
Gerimis,,,kumohon jangan pergi,,
Tolong selipkan airmataku untuk  
Yang terakhir untuk sang kekasih hati,,
Sebelum semua telah berakhir
Sebelum aku pergi meninggalkan kota ini,,,
Katakan padanya
Puisiku kecewa,,

my best friend


Cinta itu penuh makna
 Datang tak pernah terduga
 Pergi meninggalkan luka didada
 Membuat orang menjadi merana
 Bisa juga membuat orang gila
 Karena cintanya tak setia...

 Kalau tak mau menderita
 Jangan pernah mempermainkan cinta
 Karena nanti bisa dapat karma
 Dari Tuhan yang maha Esa...

 Luka hati sulit terlupa
 Karena melekat dalam jiwa
 Yang ada hanya luka
 Dan ingin membalas luka
 Dengan berbagai macam cara
 Hingga hati merasa lega...


puisi my best friend


Kau ikatkan keindahan,
 Berbandul hati kemerahan,
 Terpancar cantikmu berkilauan,
 Tertanam sepanjang zaman,

 Simpul hati kau hiaskan,
 Perasaan jiwa kau pasrahkan,
 Hingga menjeratku tak bisa menggantikan,

 Yang kukenal kamu adalah kamu,
 Tak tergantikan dijantung hatiku,
 Hingga musim berlalu,
 Bulanpun mulai malu,
 Matahari meninggalkan langit biru, kau tetap cintaku,

 Yang tersisa cuma setiaku,
 Tak ada yang mampu kupersembahkan untuk sempurnamu,
 Matiku mampu mengantarkan disurga kebahagiaanmu,

 Kini yang tersisa dalam ingatan,
 Bibir indahmu kala memberi senyuman,
 Jari kecil yang menyentuhku penuh kehangatan,
 Belaian kasihmu yang menjanjikan,
 Sorot mata indahmu yang memberi harapan dan dekapanmu penuh ketentraman dan sebelum aku kau tinggalkan.